H. Yobana Samial, SH, M.Kn, dengan latar Mesjid Kantor Bupati Padang Pariaman di Parit Malintang. (Foto: Erizal Persada Post)

Jakarta – Persada Post | Sebagai tokoh Piaman (Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman dan sekitarnya), H. Yobana Samial, SH, M.Kn, tidak akan pernah berhenti memikirkan bagaimana kebaikan bagi kampung halamannya itu.

 

Ingin mempersembahkan yang terbaik kepada masyarakat, Yobana Samial, yang merupakan tokoh rantau asal Padang Bintungan, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman tersebut, pernah menempuh jalur politik sebagai wadah juangnya. Namun, kala itu, karena berbagai faktor iapun belum berhasil menang di arena politik, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Padang Pariaman.

 

“Banyak alasan mendasar, mengapa saya tidak jadi menang menjadi Bupati pada Pilkada beberapa tahun lalu itu. Tetapi, hal itu tidak menyurutkan semangat saya, memikirkan tentang kampung halaman saya ini (Kabupaten Padang Pariaman). Agar kebaikan dan kemajuan tercapai hendaknya,” ujar Yobana Samial, yang saat ini juga menjabat Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) DKI Jakarta, Kamis (13/10/2022), melalui pesan chat WhatsAppnya kepada Persada Post.

 

“Entahlah keinginan hati, mau maju lagi, karena ada visi yang harus diwujudkan, apabila menjadi kepala daerah,” imbuh Yobana Samial, yang sehari – hari berprofesi sebagai notaris di Jakarta dan membina beberapa pondok pesantren di Jawa dan Sumatera Barat.

 

Dari visi Yobana Samial itu, ia membeberkan 3 alasan pokok, yang ia nilai sangat bermanfaat untuk daerah dan masyarakat Kabupaten Padang Pariaman, jika kelak ia maju dan terpilih menjadi bupati. Diantaranya alasan tersebut, adalah sebagai berikut:

 

  1. Konsep Surau Kekinian

Program ini kelak melahirkan ummat yang beriman dan bertaqwa sesungguhnya. Bukan hanya itu, dengan program tersebut, akan melahirkan ulama – ulama besar, pemimpin-pemimpin besar dan pejuang dakwah (syiar) keseluruh pelosok nusantara/negara tetangga.

 

Menjalankan  program tersebut, tidak begitu susah, hanya  tinggal melekatkan muatan keagamaan pada sekolah yang ada, yaitu PAUD, TK, SD, SLTP hingga SLTA, selanjutnya disebut “Sekolah Plus Surau”. Program dimaksud tanpa mengganggu Proses Belajar Mengajar (PBM) normal mereka, antara lain dengan; materi Taushiah 2 × sehari di kelas; Shalat Dhuha di kelas; Shalat Zhuhur Berjamaah di kelas. Progr

 

Kemudian, Shalat Shubuh Berjama’ah ditempat tinggal siswa dengan  didampingi oleh orang tuanya. Didikan Shubuh di kelas sekali dalam seminggu; Aku Anak Sholeh (mencatat kegiatan ibadah sehari-hari (23 kegiatan ibadah); Aku Cinta Mesjid (menjadikan mesjid sebagai pusat segala kegiatan siswa diluar sekolah); Nuansa Islami pada Siswa dan Sekolah; dan Rapor Akhlak (mencatat kemaksiatan dan, indisiplin siswa setiap hari untuk perenungan).

 

Dan, program itu tidak berdiri sendiri, maka harus diperkuat dengan konsep ‘Masyarakat Surau’. Yakni, masyarakat yang benar – benar terpaut hatinya dengan surau, tidak ubahnya dengan program yang dulu sempat didengungkan oleh pemerintah di Sumatera Barat, yaitu ‘Baliak ka Surau’.

 

  1. Wisata ABS – SBK Padang Pariaman

Begitu hebatnya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Padang Pariaman, yaitu pantai, laut, pulau, sungai, muara, gunung, lembah, dataran tinggi, kuliner, budaya, agama, pendidikan, tokoh, seni, BIM (Bandara Internasional Minangkabau), berdekatan dengan Kota Padang, jalur lintasan dari berbagai daerah dan banyak lagi.

 

Apabila semua potensi itu diolah dan disinergikan, maka akan menjadi kekuatan dasyat, yaitu wisata dengan bingkai ABS – SBK (Adat Bersendikan Syara, Syara Bersendikan Kitabullah), selanjutnya disebut sebagai Wisata ABS-SBK.

 

Untuk mewujudkan Wisata ABS-SBK, perlu dibangun Kawasan Wisata ABS – SBK (khusus). Dimana, kawasannya akan berada disepanjang pantai Padang Pariaman, mulai dari BIM sampai batas daerah (berbatasan dengan Kota Pariaman), lalu batas dari mulai perbatasan Padang Pariaman dengan Kota Pariaman hingga berbatasan dengan Kabupaten Agam di Kecamatan Batang Gasan.

 

“Intinya, kawasan Wisata ABS – SBK adalah kawasan yang menarik; wisatawan lokal maupun luar. Begitu menariknya, orang berangkat dari BIM atau menuju BIM dari berbagai kota luar Sumatera Barat, mereka merasa kurang, apabila tidak singgah di Kawasan Wisata ABS – SBK terlebih dahulu.  Perkiraan penumpang melalui jalur udara BIM, data:  lebih kurang 4 juta penumpang/ tahun,” ungkap Yobana Samial.

 

“Belum lagi penduduk Sumbar dan sekitarnya serta perantau. Maka, Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa trilyunan rupiah; 3 – 5 trilyunan.  PAD tinggi, maka tidak susah membangun Padang Pariaman. Kawasannya kelak menjadi pusat segala pusat kegiatan, apa saja ada disana,” imbuhnya.

 

  1. Kesejahteraan dan Kemashuran

“Hampir semua kota wisata incam percapitanya tinggi. Data statistik PBB menunjukkan, bahwa 50 kota didunia tertinggi incam percapitanya, semuanya adalah kota wisata. Ada apa dengan kota Wisata? Karena kota wisata tempat orang menghabiskan uang dan tempat orang menjual barang. Artinya, suplay dan demand tinggi,” ujar Yobana Samial.

 

“Untuk pelaku usaha, semua pelakunya adalah masyarakat Padang Pariaman dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Padang Pariaman beserta BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)-nya. Insyaa Allah, kelak kesejahteraan dan kemashuran terwujud. Kita lihatlah nanti perkembangannya,” tutup Yobana Samial. (Rico Adi Utama)

Please follow and like us:

By Redaksi

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial