H. Markoni Kotto, SH, Tokoh Nasional asal Piaman. (Foto: Diolah dari berbagai sumber)

BEBERAPA kali penulis sempat berkomunikasi dengan tokoh – tokoh Piaman (Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman dan sekitarnya), sekaitan sosok H. Markoni Kotto, SH, Ketum (Ketua Umum) DPP PEKAT IB (Dewan Pimpinan Pusat Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu).

 

Markoni Kotto yang merupakan seorang pengusaha dan organisatoris tersebut memang dikenal memiliki khas/ kharismatik, sebagai seorang leadership. Dalam berdialog, ia tidak pernah bertele – tela dan selalu membuat keputusan yang bulat dan sulit dibantah oleh jajarannya di Ormas (Organisasi Masyarakat) PEKAT IB.

 

Sebagai seorang PAD (Putera Asli Daerah) Kecamatan Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Markoni Kotto menjadi kebanggaan orang Piaman. Ia memimpin sebuah Ormas nasional dengan cakap dan menampilkan ketokohan nasional yang epik.

 

Oleh sebab itu, ditengah hiruk pikuk organisasi paguyuban PKDP (Persatuan Keluarga Daerah Piaman) saat ini dan disinyalir terjadinya krisis kepemimpinan, sosok Markoni Kotto dapat menjadi obat penawar bagi orang Piaman yang tergabung di organisasi tersebut.

 

Sangat diyakini, kemampuan merangkul dan mengayomi Markoni Kotto, akan dapat menggerakkan berbagai program sosial dan berbagai kalangan di PKDP; baik kalangan muda, apalagi kalangan senior/ tua.

 

Kepada yang lebih muda, Markoni Kotto juga santun dalam berkomunikasi, ia benar – benar mengimplementasikan filosofi Kato Nan Ampek (Indonesia; Kata Yang Empat) yakni; Kato Mandaki (Kata Mendaki), Kato Manurun (Kata Menurun), Kato Malereng (Kata Menyamping) dan Kato Mandata (Kata Mendatar).

 

Dapat dimaknai, bahwa Kato Mandaki adalah adab berkomunikasi dan sikap kepada orang yang lebih tua dan dihormati (bukan karena pangkat atau kekayaan), Markoni Kotto pandai betul soal itu, karena ia juga mampu berdiplomasi dengan baik dan dengan siapapun, serta dalam urusan apapun.

 

Kemudian, Kato Manurun adalah adab berkomunikasi dan sikap kepada kalangan yang lebih muda, seperti; junior, adik dan usia termuda dari diri seseorang. Dalam hal ini, Markoni Kotto selalu menghargai junior dan adik – adik yang usia lebih muda dari dirinya, dengan selalu berkata – kata santun dan tidak segan – segan memberikan nasehat yang baik, hal itu dirasakan juga oleh penulis.

 

Selanjutnya, Kato Malereang, yaitu komunikasi dan sikap sindiran, kepada orang – orang tertentu, dengan harapan komunikasi dan sikap tersebut dapat didefenisi secara bijak oleh orang lain. Markoni Kotto, piawai bersikap demikian.

 

Terakhir, Kato Mandata, adalah komunikasi dan sikap kepada sesama; baik segi usia, jabatan maupun status sosial lainnya, namun tetap memperhatikan norma – norma sosial dan tidak menyinggung perasaan dari lawan komunikasi dan/ atau orang lain. Markoni Kotto, akrab dengan sahabat – sahabat, teman sebaya dan siapapun yang ia jumpai dilapangan maupun di tempat dirinya bekerja.

 

Maka, sehubungan akan digelarnya Mubes (Musyawarah Besar) DPP PKDP pada Tanggal 4 Maret 2023 mendatang, Markoni Kotto pantas dicalonkan sebagai Ketum DPP PKDP, apabila memang menginginkan perubahan di PKDP. Tentunya, pencalonan yang melalui mekanisme Pleno Mubes PKDP itu, DPW maupun DPD PKDP selaku peserta Mubes, harus mengusung Markoni Kotto. Kemudian, memastikan Markoni Kotto terpilih pada pemilihan tersebut, baik secara; aklamasi atau votting. (*)


Penulis: Rico AU Dato Panglima

  1. Mantan Sekretaris DPD PKDP Kota Sawahlunto;
  2. Mantan Wakil Kepala Departemen Media Sosial dan Media Massa DPP PKDP.
Please follow and like us:

By Redaksi

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial