PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) 2024 di Kota Sawalunto kali ini unik dan ber-aurakan ‘feminisme’. Karena, terdapat tiga ‘pendekar’ politik wanita yang ingin bertarung di momentum pesta demokrasi tersebut. Tiga nama wanita-wanita tangguh itu adalah: 1). Desni Seswinari,SH, 2). Sarlina Putri, SE, M.Par dan 3). Dr.dr. Ambun Kadri, MKM.
Namun, melihat komposisi partai dan peta politik di Kota Sawahlunto, disinyalir tidak semua dari ketiga wanita itu yang benar-benar akan mendapatkan tiket (rekomendasi partai) sehingga bisa maju di Pilkada Kota Sawahlunto.
Berikut analisis peluang dari ketiganya:
Desni Seswinari
Wanita ini adalah istri tercinta dari Rico Alviano,ST Rajo Nan Sati. Suami Ises (sapaan akrab Desni Seswinari), adalah Sekretaris DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Provinsi Sumatera Barat, Anggota DPRD Provinsi Sumbar dan terpilih sebagai Anggota DPR RI pada Pileg 2024 kemarin.
Itu artinya, Ises memiliki backup yang kuat di PKB, yang saat ini memiliki dua kursi di DPRD Kota Sawahlunto. Karena, sangat mungkin dengan kekuatan hirearki dan kekuatan politik Rico Alviano, kecil kemungkinan Ises tidak akan mendapatkan tiket dari PKB maju Pilkada Sawahlunto.
Karena masih kekurangan dua kursi lagi (syarat maju Pilkada Sawahlunto: 4 kursi), maka Ises harus berkoalisi dengan partai lain yang memiliki dua kursi juga atau lebih. Tetapi, sebagai modal dasar (dua kursi), Ises sudah bisa dikatakan aman 50%, walaupun PKB tetap membuka pendaftaran bagi kandidat lainnya, yang dimungkinkan sebagai wadah merangkul koalisi dan pasangan.
Baca: Serius Maju Pilkada: Tim SRA Daftarkan Desni Seswinari (Ises) di Lima Partai Sawahlunto
Sarlina Putri
Lina, begitu sapaan akrabnya, adalah ASN (Aparatur Sipil Negara) aktif, yang berjiwa sosial tinggi dan melancarkan aksi sosialnya itu dengan Yayasan Varisha Peduli, sejak beberapa tahun yang lalu.
Awal mula naiknya popularitas Lina, itu ia dapatkan ketika dirinya beraktifitas dengan Varisha Peduli. Sebab, sudah sangat banyak dhuafa dan orang-orang yang membutuhkan di Kota Sawahlunto mampu disambangi dan dibantu oleh program yayasan yang digalang oleh Lina dari para sumbangan para dermawan.
Popularitasnya itu meningkat menjadi pengaruh politik. Sehingga, mulai memunculkan energi dan dorongan, agar ia maju dan memimpin Kota Sawahlunto, terutama dari kalangan yang sudah menaruh simpati atas jiwa sosialnya itu. Sehingga, hal itu membuat Lina tertarik terjun ke dunia politik, walau masih separoh hati, karena ia masih ASN aktif dengan masa pensiun yang cukup lama lagi.
Walaupun demikian, ternyata Lina tetap merespon dukungan itu dengan melayani beberapa ajakan lobby politik terhadap dirinya dan ada pula yang sudah mengabarkan, bahwa Lina benar-benar akan maju dan mendaftarkan dirinya ke beberapa partai politik di kota itu.
Tetapi, Lina tidak memiliki kekuatan politik, modal partai politik secara nyata. Ia harus mendapatkan orang yang kuat secara pengaruh dan termasuk finansial, untuk mengajak dirinya berpasangan dengan di Pilkada Sawahlunto. Itu artinya, perjuangan Lina harus lebih extra dan serius untuk mendapatkan tiket maju Pilkada Sawahlunto.
Baca juga: Ternyata Inilah Tujuan Sarlina Putri Nyalon Wawako Sawahlunto?
Ambun Kadri
Sosok wanita yang satu ini tampaknya sudah diskenario sejak awal. Ia seakan sudah disiapkan sedemikian rupa, sehingga dimasa jabatan Deri Asta sebagai Walikota Sawahlunto, Ambun Kadri diangkat menjadi Sekdako (Sekretaris Daerah Kota) Sawahlunto.
Ambun Kadri berasal dari Kecamatan Silungkang (Dapil III Sawahlunto). Ia ibarat regenerasi, sebagai kader politik yang disiapkan, ketika H. Fauzi Hasan (mantan Wawako Sawahlunto) dari kecamatan yang sama, sudah tidak memiliki semangat politik dan tidak mungkin untuk maju Pilkada.
Tampaknya, Ambun Kadri begitu sangat percaya diri. Ia dikabarkan sudah melakukan pendaftaran dibeberapa partai politik di Kota Sawahlunto, salah-satunya ke PKS.
Maka prediksinya, tentu Ambun Kadri berharap ingin berpasangan dengan Deri Asta di Pilkada Sawahlunto. Karena sangat mungkin keyakinannya, bahwa dirinya memiliki pengalaman birokrasi karena pernah menjabat Sekdako Sawahlunto, walaupun sebenarnya dirinya tidak memiliki keahlian dasar dalam ilmu pemerintahan, sebab ia sesungguhnya hanyalah seorang dokter.
Tetapi, tidak ubahnya dengan Lina, Ambun Kadri juga belum memiliki modal politik yang rill seperti Ises. Maka, peluang Ambun Kadri, hampir persis sama dengan Lina dan juga harus melakukan lobby-lobby tingkat tinggi, sehingga membuat Deri Asta tidak berpindah ke lain hati dan memboyong dirinya maju Pilkada Sawahlunto. (*)
*). Tajuk Rencana, oleh: Rico AU Dato Panglima
Pemimpin Redaksi Persada Post