Din Syamsuddin saat diwawancara usai Sidang Grup Visi Strategis Federasi Russia-Dunia Islam di Kazan (Foto: Istimewa)

Kazan – Persada Post | Kerja sama Federasi Russia dan Dunia Islam, disinyalir akan menjadi kekuatan dunia baru yang kuat dan handal. Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2010 dan 2010-2015 pada Sidang Grup Visi Strategis Federasi Russia-Dunia Islam di Kazan, Russia, Kamis (16/5/2024) kemarin.

 

 

Din Syamsuddin mengatakan dalam pidatonya bertemakan: ‘Russia-Dunia Islam: Tata Dunia Multipolar yang Adil dan Pembangunan yang Aman’, bahwa antara Russia-Dunia Islam terdapat hubungan sejarah panjang (Islam masuk ke Russia lebih dari 1000 tahun lalu), Islam menjadi unsur kebudayaan dan peradaban Russia, dan pemeluk Islam yg signifikan di Russia (ada sekitar 20%).

 

Din Syamsuddin, yang menjadi anggota Grup Visi Strategis tersebut sejak 2007 itu, didapuk pula menjadi pembicara pada sidang yang dihadiri sekitar 100 tokoh dari beberapa negara Islam dan para tokoh Russia.

 

Sementara itu, pada sidang itu hadir juga perwakilan Sekjen OKI, perwakilan Presiden Vladimir Putin, dan Presiden Republik Tatarstan Mr Rustam Minikhanov yang juga Ketua Grup Visi Strategis Federasi Russia-Dunia Islam, dan sejumlah mufti dari beberapa begara eks Uni Soviet.

 

Din Syamsuddin, Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini mengukapkan, kerja sama antara keduanya sangat penting bahkan mendesak terakhir ini. Karena, adanya pergeseran geopolitik, geoekonomi, dan geostrategis dunia ke dari kawasan Atlantik ke kawasan Pasifik.

Sidang Grup Visi Strategis Federasi Russia-Dunia Islam di Kazan, Russia, Kamis (16/5/2024) kemarin.  (Foto: Istimewa)

“Pergeseran ini membawa tampilnya Tiongkok, sementara Amerika Serikat dan Barat mengalami kemunduran. Kondisi global pasca Perang Dingin yg menciptakan dunia multipolar perlu bersifat adil. Maka kerja sama Russia-Dunia Islam merupakan solusi,” ujar Din melalui siaran pers yang diterima Persada Post, Jumat (17/5/2024) kemarin.

 

Pada sisi lain, Din Syamsuddin, sebagai mantan Ketua Umum MUI Pusat dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat itu juga menjelaskan tentang faktor Islam menjadi perekat kerja sama. Dimana, selain faktor historis dan demografis muslim yang signifikan di Russia, faktor sosiologi Rakyat Russia yang bersimpati pada Islam (bukan Islamofobia) juga menjadi faktor penting.

 

Katanya lagi, ditambah faktor politik, yaitu sikap Presiden Vladimir Putin yang bersimpati kepada Islam dan umat Islam.

 

“Ini, yang tidak dimiliki Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Bahkan di kawasan ini fobia terhadap Islam merajalela dan Islam/umat Islam dianggap sebagai musuh. Tentang masalah Palestina, AS dan Barat menerapkan standart ganda yg merugikan rakyat Palestina,” beber Din Syamsuddin.

 

Ulasnya, kerja sama Russia-Dunia Islam khususnya dalam dalam bidang ekonomi dan perdagangan sudah berjalan lama, karenanya Federasi Russia menjadi pengamat (observer) OKI.

 

“Kerja sama ini perlu ditingkatkan khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan ilmu pengetshuan dan teknologi serta dalam bidang politik yakni masing-masing pihak mendukung kepentingan politik pihak lain,” sarannya.

 

Lebih lanjut Din Syamsuddin menjelaskan, Russia cukup luas mendukung kemerdekaan Rakyat Palestina, dan mengecam genoisida atas Rakyat Palestina di Gaza. Ia juga mengusulkan agar negara-negara anggota OKI menolak gerakan NATO ke Timur hingga Ukraina yang mengancam keamanan Russia (hal ini sebenarnya menjadi kesepakatan dengan pembubaran Uni Soviet, namun Amerika Serikat dan NATO melanggar kesepakatan dengan dilakukannya Eastward Move atau pergerakan ke Timur yg dirasakan oleh Russia sebagai ancaman).

 

Pada kesempatan itu, Din Syamsuddin juga diundang memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional di Kazan Federal University. (Indra D Himrat)

 

Editor: Rico AU Dato Panglima

Please follow and like us:

By Redaksi

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial