“PASISIA RANCAK”, adalah tagline untuk 15 kecamatan, yang diwadahi oleh Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatera Barat. Dimungkin, makna Pasisia Rancak (Indonesia; Pesisir Cantik), adalah menyatakan, bahwa pesisir pantai Pessel adalah sangat indah alias cantik pemandangannya, terutama wisata pantainya.
Alasannya sederhana, Pessel sangat kaya dengan pulau-pulau dan beberapa bibir pantai yang sangat cocok dijadikan destinasi wisata. Diantara wisata pantai di Pessel yang terkenal adalah destinasi Pantai Mandeh, yang terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan.
Penduduk Pessel juga sangat ramah dan mudah diajak bergaul. Hal itu terbukti, ketika Redaksi Persada Post, 5 hari sebelum artikel ini dimuat melakukan kunjungan ke Pessel. Tujuan kunjungan ini adalah untuk persiapan terbitnya Koran Painan Post, sebagai bagian dari group Persada Post, yakni RPG Networks. Di Pessel, Koran Painan Post disambut antusias oleh warga-warga yang sudah ditemui.
Sekitar dua hari yang lalu, penulis menemui Apt. Rudi Hariyansyah, S.Si (Wakil Bupati Pessel), akrab disapa Rudi, di kediamannya. Perbincangan yang terjadi kurang lebih 60 menit itu, menuai sebuah kesimpulan yang luar biasa; bahwa, antara Rudi Hariyansyah dan Rusma Yul Anwar (Bupati Pessel/ akrab disapa RA atau Pak An) memiliki hubungan yang unik.
Rudi adalah sosok yang masih muda dan sangat energik, sementara RA adalah senior bagi Rudi, karena lebih berpengalaman dan juga adalah seorang pendidik yang baik.
Perpaduan RA-Rudi, seyogiyanya benar-benar terwujudnya ‘Pasisia Rancak’. Dan, pelayaran keduanya dalam memimpin Pessel, sudah berjalan kurang lebih 3 tahun, sejak Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) usai digelar di Pessel.
Kembali pada keunikan diatas tadi. Bahwa, Rudi sedikit bercerita kepada penulis tentang RA, bahwa sebagai seniornya, RA cukup dihormati oleh Rudi. Dan, Rudi berharap RA tidak dipengaruhi oleh bisikan-bisikan orang yang berkepentingan, yang dapat merusak suasana Pemerintahan Pessel.
Rudi tulus berbuat untuk Pessel, ia mengakui tidak penggila kekuasaan dan jabatan. Karena, pengabdiannya ke Pessel sederhana, adalah ingin memberikan yang terbaik untuk Pessel dan warganya.
Kalau soal uang dan harta, Rudi pun mengaku sudah memiliki lebih dari cukup. Maka dari itu, selain kekuasaan dan jabatan, ia juga tidak mencari harta menjadi seorang penjabat di Pessel.
Rudi hanya ingin adanya nilai tambah untuk dirinya, dengan berbuat dan bermanfaat untuk masyarakat. Tidak lebih dari itu.
Begitu pula RA, penulis juga memiliki komunikasi yang sangat bagus dan intensif dengannya. RA adalah sosok yang sangat teduh dan penyabar, di dunia politik walaupun dirinya selalu dihantam dengan berbagai isu, termasuk upaya hukum dari lawan politik, ia tetap tawakal dan lebih fokus membaikkan diri, dari pada membalas perbuatan itu.
RA, hingga saat ini masih konsisten. Bahwa, dirinya akan tetap fokus menjalankan amanah yang sudah di pundak (sebagai Bupati Pessel) dan tidak menghiraukan gangguan-gangguan sosial politik yang datang silih berganti.
Oleh sebab itu, tentu untuk benar-benar terwujudnya ‘Pasisia Rancak’, RA-Rudi harus benar-benar berdamai dan bersejuk bathin. Jangan sampai, dikarenakan mis komunikasi, kedua memiliki potensi mis persepsi; karena akibatnya adalah berdampak kepada masyarakat Pessel itu sendiri, termasuk pembangunan dan program-program Pemerintahan Pessel. (*)
—
*). Penulis: Rico AU Dato Panglima (Pemred Persada Post)