Arosuka Post – Persada Post | Sikapnya tenang. Berbahasa santun, tidak menyakiti, tetapi tegas. Jika berpolitik, ia seakan berkawan-kawan saja, hanya gelak senyum sumringah tanpa beban, saat berdiskusi dan menyoal remeh-temeh negeri dan nagari. Itu sedikit gambaran dari seorang tokoh politik yang sudah me-nasional asal Saniang Baka, Kabupaten Solok; bernama H. Nofi Candra,SE.
Pada Pemilu (Pemilihan Umum) tahun 2014 silam, ia pernah mendapat amanah sebagai senator (Anggota DPD RI), dari Dapil Sumbar (Sumatera Barat). Hal itu tidak lantas membuat ia jumawa dan ‘pongah’ (Indonesia: sombong). Karena terlihat; sikapnya tidak berubah sama sekali, ya; tetap Nofi Candra sediakalanya.
Tahun 2020, iapun berkeinginan memimpin Kabupaten Solok, yang terkenal dengan sebutan ‘Solok Nan Indah, Aman dan Damai’, dengan maju sebagai calon bupati. Tetapi, pada momentum itu, ia belum berkesempatan dan dikalahkan oleh seorang ‘Kapten Kapal’; Capt. Epyardi Asda.
Pendukungnya tidak kecewa. Soalnya, Nofi Candra tidak pergi meninggalkan Solok. Ia malah menjalankan beberapa bisnis di Kabupaten Solok dan Kota Solok; mulai dari agrobsinis, retail dan lain sebagainya. Mungkin dalam pemahamannya, pun tidak jadi Kepala Daerah (KaDa), ia tetap bisa memberikan ruang kesejahteraan, dengan membuka kesempatan kerja bagi warga Solok.
Kali ini, Pemilu 2024, Nofi Candra kembali terjun dan bertarung. Ia maju DPR RI dari Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) di Dapil (Daerah Pemilihan) Sumbar I, Nomor Urut 7.
Sekali lagi, Nofi Candra tetap tenang. Taktik politiknya begitu tidak terlihat, seakan-akan ia tidak berbuat apa-apa, tetapi pengaruhnya di 11 kabupaten/ kota di Dapil Sumbar I, terus menggema; orang banyak mengenal Nofi Candra.
Untuk diketahui, Dapil Sumbar I, daerah tempat ia mencari suara itu meliputi: Kota Padangpanjang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kota Sawahlunto, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kota Padang.
Karena saking tenangnya, Nofi Candra bisa diibaratkan Jenderal Sudirman. Dimana, pada masanya; Jenderal Sudirman berperang secara bergerilya, bersembunyi-bunyi dan berpindah-pindah, tanpa dapat diketahui Belanda, tiba-tiba saja bedil-bedil pejuang yang ia pimpin meledak kiri-kanan, membuat Belanja tunggang-langgang.
Begitulah kiranya cara berpolitik Nofi Candra. Ia seakan tidak berbuat apa-apa. Seakan duduk-duduk saja di NC Mart atau tongkrongan sejawatnya. Tetapi, penulis mendengar sayup-sayup, potensi suaranya disinyalir cukup signifikan diperoleh pada Pemilu 14 Februari 2024 esok dan berpotensi duduk di Senayan (DPR RI).
Hingga saat ini, penulis masih sedikit garuk-garuk jidat, memikirkan; siapa betul guru politik Nofi Candra ini. Kenapa dia bisa setenang itu dalam berpolitik. Sementara, banyak orang saat ini berpolitik dan apabila terpilih, ia bisa berlompat-lompat seperti ‘onjak-onjak lontong’ kata orang Minang. Nofi Candra memang beda!. (*)
*). Oleh: Rico AU Dato’ Panglima
- Direktur Eksekutif POLEGINS (Political and Legal Institute)