Jadi, saya harus membeda dari yang lain. Saya tidak haus kekuasaan. Niat saya jadi Wali Nagari Pasie Laweh, ya untuk kemajuan. Saya tidak ngiler dengan fasilitas kekuasaan di nagari….”.
Tanah Datar – Persada Post | Pemerintahan Nagari (Pemnag) adalah garda terdepan. Pemnag langsung bersentuhan dengan masyarakat yang dipimpinnya; keluh kesah warga, hingga hajat hidup mereka, harus mampu dipecahkan dan dicarikan solusi yang tepat dan berdaya guna manfaat.
Itu artinya, seorang Wali Nagari selaku pucuk pimpinan Pemnag, adalah orang yang benar-benar seharusnya faham dengan masalah nagari dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikannya.
Dalam waktu yang tidak berapa lama lagi, beberapa nagari di Kabupaten Tanah Datar mengadakan Pilwana (Pemilihan Wali Nagari). Saat ini, beberapa tokoh di nagari Tanah Datar, sudah diseleksi dan sudah dinyatakan dapat maju, dengan ditetapkannya nomor urut untuk mengikuti Pilwana.
Salah satu nagari yang menjadi sorotan Persada Post adalah Nagari Pasie Laweh. Nagari ini adalah nagari yang cukup bersejarah dan unik. Sehingga, untuk memimpin Nagari Pasie Laweh adalah orang yang benar-benar harus memiliki wawasan yang tidak ber’itikad buruk; hanya untuk berkuasa dan menikmati fasilitas kekuasaannya saja.
Silvanus adalah salah-seorang calon Wanag (Wali Nagari), yang maju di Pasie Laweh. Ia mendapatkan nomor urut 5 (lima). Dan, Redaksi Persada Post akhirnya mendapat kesempatan untuk mewawancari Silvanus, belum lama ini.
Ketika ditanya soal visi-misi, Silvanus mengatakan, bahwa dirinya tidak akan membuat program muluk-muluk dan ecek-ecek untuk Nagari Pasie Laweh, jika ia terpilih kelak di Pilwana, yang kurang lebih 30 hari lagi dilaksanakan.

“Nagari Pasie Laweh ini unik dan khas; khususnya, alam dan masyarakatnya. In Syaa Allah, sebagai Wanag, saya pastinya akan mendukung apapun program Bupati Tanah Datar, diantaranya: One Village, One Event (Satu Desa/ Nagari, Satu Acara). Tetapi, bukan acara sembarangan pula. Saya ingin event/ acara di Pasie Laweh, mendatangkan dampak perekonomian bagi masyarakat,” ujar Silvanus, Senin (28/8/2023) kepada Persada Post.
“Nah, intinya; bagi saya yang terpenting, jika menjadi Wanag Pasie Laweh, akan nyinyir dan fokus kepada program ekonomi kerakyatan. Baru setelah itu pembangunan dan pastinya pembangunan kontruksi sentra produksi; akses pertanian dan perkebunan. Sebab, bagi saya, ketika disebuah nagari masyarakatnya sudah sejahtera, maka jangankan program-program pemerintah, Harkambtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) sangat mudah sekali diwujudkan,” bebernya.
Lebih lanjut Silvanus mengutarakan, bahwa Pemnag sudah memiliki program rutin/ baku, yang tertata oleh pemerintahan sebelumnya. Maka, jika tidak dilakukan inovasi/ pembaharuan atau program-program baru yang jitu, kemajuan hanya akan menjadi sekadar mimpi belaka.
“Kita tidak bisa mentok alias terpaku dengan program rutinitas dan seremonial saja. Jadi, menurut saya seorang Wali Nagari harus mampu membuat terobosan. Kita harus harus mampu mengelola berbagai potensi dan sumber daya yang ada, juga termasuk potensi perantau,” imbuhnnya.

“Perantau, walau tidak berada di ranah (kampung halaman), tetapi mereka bisa diajak peduli dengan keadaan ranah. Nah, tinggal kita perkuat konsolidasi dan menjelaskan apa saja yang harus dan perlu dibuat di nagari, kita galang kekuatan dari para perantau dan termasuk pengusaha Pasie Laweh,” ungkapnya.
“Jadi, saya harus membeda dari yang lain. Saya tidak haus kekuasaan. Niat saya jadi Wali Nagari Pasie Laweh, ya untuk kemajuan. Saya tidak ngiler dengan fasilitas kekuasaan di nagari. Karna, bagi saya; hidup berdaya manfaat bagi orang banyak, apalagi untuk nagari, adalah capaian yang luar bisa. Itu tujuan saya,” pungkasnya. (Adv)