Padang – Persada Post | Cita – cita IKA (Ikatan Alumni) Tahun 82 FHUA (Fakultas Hukum Universitas Andalas), untuk mendirikan Islamic Center tampaknya tidak lama lagi akan terwujud. Hal itu dibenarkan oleh, H. Yobana Samial, SH, M.Kn selaku Ketua Umum Yayasan Justisia IKA 82 FHUA, kepada Persada Post, Jum’at (2/12/2022).
“Ya, kita sudah punya UPZ (Unit Pengumpul Zakat), yang dikelola oleh Yayasan Justisia IKA 82 FHUA. Dan, UPZ tersebut sudah dikukuhkan kemarin oleh BAZNAS Kota Padang. UPZ Yayasan Justisia IKA 82 FHUA akan bekerja mengumpulkan infaq, sedekah dan zakat. Kita sudah dijalur yang benar, karena merujuk kepada BASNAZ (Badan Amil Zakat), yang dalam hal ini kita adalah UPZ dari BASNAZ Kota Padang,” ujar Yobana Samial.
Lebih lanjut Yobana Samial menerangkan, bahwa UPZ Yayasan Justisia IKA 82 FHUA, yang mana sudah sesuai aturannya (BASNAZ), ketentuan hukum nasional, bahwa BAZNAS-lah yang berhak, untuk: 1). Mengumpulkan zakat, 2). Mendirikan dan mengukuhkan UPZ, termasuk mengumpulkan infak dan sedekah.
“Jadi, dengan pengukuhan Yayasan Justisia Ika 82 Fhua sebagai UPZ oleh BAZNAS, berarti Yayasan telah turut; 1). Membantu pemerintah, salah satunya dalam mengentas kemiskinan ummat, 2). Membantu Yayasan IKA 82 FHUA (akan) untuk Islamic Center Mahasiswa Unand yang tidak jauh dari Kampus Limau Manis, yang pastinya dengan kumpulan dana infak dan sedekah melalui yayasan ini,” ungkap Yobana Samial.
“Dalam Islamic Center ada mesjid, pondok pesantren dan work shop education dari berbagai edukasi, antara lain; peternakan, perikanan, pertanian, tekhnik dan sebagainya. Kelak, bisa dijadikan kawasan wisata edukasi juga,” imbuhnya.
“Tentu, kawasan lokasi dapat pula dijadikan kawasan komersial, sehingga memudahkan dalam membiayai pondok pesantren dan bisa membantu BAZNAS dalam memecahkan permasalahan umat dan dakhwah,” bebernya.
Yobana Samial juga menjelaskan program – program Yayasan Justisia IKA 82 FHUA lainnya, yaitu; 1). Merekrut mahasiswa baru yang berminat untuk mondok di Islamic Center selama 4 tahun dan ditambah 6 bulan setelah mereka tamat, agar lebih terkonsentrasi.
Lalu, 2). Maha-Santri tetap menekuni bidang studinya masing – masing, kemudian dijadikan penghapal Al – Qur’an, mubaligh dan usahawan tanpa mengganggu proses belajar mereka (disesuaikan dengan kuliah maha santri).
“Out putnya, kelak mereka akan menjadi; 1). Ahli dalam bidangnya, seperti mahasiswa kedokteran akan menjadi dokter hafal Al – Qur’an, contohnya, seorang dokter tidak hanya melakukan praktek dokter, mempunyai klinik dan apotik; akan tetapi ia seorang mubaligh tangan di atas (dermawan) dan mempunyai berbagai usaha, antara lain restoran, angkutan, dan lain sebagai. 2). Yang lainnya begitu juga, apapun profesinya, mereka juga akan menjadi penghapal Al – Qur ‘an, mubaligh dan usahawan yang sukses,” ulasnya.
“Kemudian, kita akan melahirkan 3). Usahawan yang sukses (kaya), maka ia diharapkan membangun Agama Allah, antara lain mesjid, pondok pesantren, panti asuhan, jalan, membantu dhuafa dan lain – lain. Dan, akan terbentuk pula, 4). Pemimpin yang beriman dan bertaqwa sesungguhnya adalah hal yang sangat penting, karena kebijakannya mewarnai kepemimpinannya yang bermanfaat bagi umat. Sebaliknya, pemimpin yang tidak beriman dan bertaqwa sesungguhnya akan membawa kecelakaan bagi umat. Bahkan, diantara mereka adalah seorang muslim,” pungkas Yobana Samial.
Terakhir, Yobana Samial juga mempertegas, bahwa program – program itu adalah terobosan (tidak biasa), karena yang mondok adalah lintas mahasiswa dan tidak berbanding lurus dengan studinya, seperti mahasiswa jurusan kedokteran, hukum, pertanian, perikanan dan jurusan lainnya.
“Yang biasa itu adalah yang mondok berbanding lurus dengan bidang studinya, seperti mahasiswa jurusan tafsir, hadist, di Fakultas Ushuludin. Kalau ini luar biasa,” tutupnya. (Rel)
