Jakarta – Persada Post | Kepada Persada Post, Irawadi Saidi atau yang akrab disapa Maksie membenarkan kabar, bahwa Pesantren Darul Ullum di Padang Magek, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, memang akan mengadakan ‘Zikir Bersama’ pada tanggal 22 November 2022, mendatang.
“Ya, benar kita akan mengadakan Zikir Bersama di Pesantren Darul Ullum. Maka, pada kesempatan zikir tersebut, kita kembali menyampaikan kepada khalayak/ orang banyak, bahwa adanya Air Zikir yang dikemas dengan baik dan bekerja sama dengan salah satu pabrik air mineral di Tanah Datar. Jadi, bagi tokoh Tanah Datar, siapapun itu, saya persilahkan datang dan hadir,” ungkap Maksie, di Jakarta, Minggu (30/10/2022).
“Air Zikir itu kita harapkan dapat menopang dan memakmurkan para guru, santriwan/ santriwati Pesantren Darul Ullum. Kita sangat berterima kasih dukungan dari banyak pihak, yang telah mau bergotong – royong dan membantu agar pesantren tersebut dapat berkembang dan lebih baik hari demi hari, salah satu diantaranya Bapak Ampera Salim, yang saat ini menjabat Kadis Kominfo Pemerintah Kota Padang Panjang,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Maksie adalah tokoh perantau asal Padang Magek dan juga dipercaya sebagai Ketua Suku Chaniago Padang Magek, yang bertujuan untuk menyatukan anak kemanakan Suku Chaniago. Ia merupakan tokoh sentral dan pengusaha yang sukses di Kota Jakarta.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut dikabarkan pula; Dodi Hendra, yang merupakan putera asli Padang Magek dan merupakan anak dari pendiri Pesantren Darul Ullum, memastikan bakal hadir dalam ‘Zikir Bersama’ itu.
“Ya, saya pastikan akan hadir. Pesantren ini harus bersama – sama kita besarkan dan kita buat maju. Ini untuk kepentingan ummat,” ujar Dodi Hendra, yang saat ini menjabat Ketua DPRD Kabupaten Solok.
Baca; Dodi Hendra Kejar Eka Putra: Tinggal Minta Restu Ranah & Rantau!
Sebelumnya juga, menurut informasi yang berhasil dihimpun oleh Persada Post, Dodi Hendra memang cukup sering mengunjungi Pesantren Darul Ullum. Ia, juga ikut mempromosikan air zikir Pesantren Darul Ullum, yang kedepannya akan menjadi komoditi komersil dan hasilnya akan dipergunakan untuk kemakmuran pesantren, beserta guru dan santriwan/ santriwatinya itu. (Red)