SUDAH 4 (empat) periode berturut-turut, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh tokoh politik yang berasal dari Kecamatan Talawi. Setidaknya, kondisi tersebut dapat disebut sebagai hegemoni, yang tanpa disadari terus menguat dari waktu ke waktu.
Untuk diketahui, hegemoni adalah kemenangan kelas yang berkuasa yang didapatkan melalui mekanisme konsensus berbagai kekuatan sosial politik. Hegemoni berlangsung ketika masyarakat bawah sudah menerima dan meniru cara hidup, cara berpikir, dan pandangan kelompok elit yang mendominasi dan mengeksploitasi mereka. Tujuan dari adanya hegemoni adalah menarik perhatian masyarakat atau mengarahkan pada hal-hal yang difokuskan oleh sang penghegemoni.
Kota Sawahlunto juga dikenal sebagai Kota Arang, dimana kota tersebut sebagai penghasil dan akan terjadi perputaran ekonomi, yang dipengaruhi oleh hasil bumi; batu bara.
Pusat pertambangan batu bara terbesar di kota itu adalah berada di Kecamatan Talawi. Alhasil, kelompok besar (bos-bos batu bara) berdomisili di Talawi dan memiliki pengaruh yang cukup kuat. Pengaruh tersebut pada akhirnya berujung pada hegemoni sosial politik yang luar biasa besar.
Tetapi, bukan hanya di Talawi, disebagian kecamatan di Kota Sawahlunto, seperti; Kecamatan Barangin dan Kecamatan Lembah Segar, juga terdapat pemilik dan setidaknya pengelola tambang yang lumayan besar pula. Namun, pengaruh mereka tidak sekuat bos-bos batu bara yang berada di Talawi, karena mereka juga bersatu dan saling topang satu sama lainnya, terutama ketika menjalankan misi politik.
Penulis sempat membicarakan perihal hegemoni ini dengan salah seorang wartawan yang cukup senior di Kota Sawahlunto, tapi ketika dimintai pandangannya; ia memilih untuk tidak ikut membahasnya; dengan alasan yang kurang jelas.
Sementara itu, di Kecamatan Barangin itu; terdapat seorang tokoh politik yang sudah benar-benar teruji dan saat ini masih aktif duduk sebagai Anggota DPRD Kota Sawahlunto, yakni: H. Dasrial Ery,SE,MM bergelar Datuak Rajo Nan Gadang dari Persukuan Kutianyia Nagari Kolok.
Dan, sosok tersebut merupakan putera asli Nagari Kolok, Kecamatan Barangin dan pengusaha batu bara yang berhasil, serta memiliki segudang pengalaman, diantaranya; Ketua KAN Kolok (Periode 2011-2014), Kepala Desa Kolok Mudiak (Periode 1992-2000) dan yang tidak kalah hebatnya ia merupakan pendiri organisasi Alumni SMP 1 dan SMA 1 Angkatan 84/87, serta banyak lagi.
Didunia politik, Dasrial Ery merupakan kader dan sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan yang senior di Sumatera Barat dan sudah menjadi Anggota DPRD Sawahlunto sejak 2009 hingga saat ini. Iapun memberanikan diri membuka lapangan kerja yang besar di Kota Arang itu, tentunya diperuntukkan bagi putera daerah yang memerlukan pekerjaan dengan kesejahteraan yang layak.
Nama Dasrial Ery pernah muncul sebagai calon kepala daerah disalah-satu Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) sebelumnya di kota itu. Namun, karena kekuatan hegemoni yang cukup besar, ia harus rela untuk tertunda memenangkan kontestasi politiknya.
Akhir-akhir ini, penulis melihat adanya gerakan politik yang cukup senyap dalam membangun kekuatan BLS (Barangin, Lembah Segar dan Silungkang), adalah 3 kecamatan di Kota Sawahlunto, yang 4 periode harus berpuasa dan tidak berhasil mengusung calonnya menjadi walikota.
Maka, Tahun 2024 nama Dasrial Ery, patut mendapat perhatian serius bagi beberapa kalangan, yang tentunya menginginkan pemerataan dan aura politik yang lebih fresh, dengan misi utama Walikota Sawahlunto dapat berasal dari BLS. (*)
*). Penulis: Rico AU Dato Panglima | Direktur Eksekutif POLEGINS (Political and Legal Institute).