KEPALA Daerah bernama Capt. H. Epyardi Asda, M.Mar Datuak Sutan Majo Lelo, memang akhir-akhir ini cara kepemimpinannya sebagai Bupati Kabupaten Solok, di sorot oleh banyak pihak.
Ketegasan dan sedikit keras, menjadi ciri khas sang Capten Kapal itu (Capt. Epyardi Asda). Kenapa tidak, ia memang dididik sangat keras dengan tugasnya sebagai seorang kapten kapal; ombak yang besar dan angin yang kencang, adalah ‘makanan’ dan tantangan bagi seorang Epyardi Asda dulunya.
Maka, wajar Epyardi Asda tidak pernah ingin neko-neko, terutama dalam hal memimpin. Ia pulang ke kampung halaman dan memimpin Kabupaten Solok, tentu memiliki misi khusus; jika hanya soal menikmati dunia dan hidup di zona aman, harta Epyardi Asda sudah melimpah dan bisa diprediksi tidak akan habis hingga tujuh keturunan.
Namun, Epyardi Asda ingin berbuat untuk kampung halamannya, dengan segenap kemampuan, hal itulah yang salah satu dapat disimpulkan penulis, ketika menelusuri jejak dan tindak tanduknya selama ini.
Banyak yang salah kaprah, malah merasa risih dengan kepemimpinan Epyardi Asda; salah satu faktornya tentu soal kepentingan politik yang tergilas dengan kehadiran sosok sang kapten kapal itu.
Jika saja Epyardi Asda mampu bertahan dengan baik hingga 2024 memimpin Kabupaten Solok, bukan tidak mungkin ia akan menapak tilas jejak sang senior; H. Gamawan Fauzi, yang pernah jadi Gubernur Sumbar dan mantan Bupati Solok pula.
Kini tergantung Epyardi Asda, kemudian harus benar-benar memiliki tim yang solid dan menembus ruang batas publik dengan cara-cara yang kreatif. Sehingga, citranya makin melonjak dan ia makin dikenal kepemimpinannya di Sumbar. (*)
*). Oleh: Rico AU Dato Panglima/ Direktur Eksekutif POLEGINS (Political and Legal Institute)