JFP, saat berada di ladang cabainya. (Foto: Olahan)

Solok – Persada | Tidak biasa; Jon Firman Pandu, SH, yang saat ini menjabat Wakil Bupati (Wabup) Solok, Provinsi Sumatera Barat, memiliki pekerjaan yang akan bisa membuat anda kaget. Kenapa tidak, yang seharusnya ia hidup mewah dan serba ada, ternyata tidak merubah dan melupakan dirinya untuk tetap berkebun/ bertani.

 

“Saya itu tidak akan pernah lupa dengan asal saya, alias tidak lupa kacang dengan kulitnya. Jadi, saya walaupun diamanahkan menjadi penjabat Wakil Bupati Solok, tetapi bertani masih sangat bisa saya geluti,” ujar JFP, sapaan Jon Firman Pandu, kepada Persada Post, Minggu (19/11/2023).

 

“Kalau ditanya apa saja yang saya tanam, ya banyaklah. Di Bukik Sileh, saya sekarang bertanam cabe dan bawang, serta sayur-mayur lainnya,” imbuh JFP.

 

Lebih lanjut JFP menceritakan, bahwa menjadi petani adalah kebanggaannya. Sama halnya dengan guru, petani menurutnya juga termasuk ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’. Karena, kalau tidak ada petani, maka akan terjadi ketidakstabilan pangan. Petani-lah yang memastikan ketahanan pangan dapat bertahan dengan baik.

JFP, berpakaian dinas Wakil Bupati Solok. (Foto: Wikipedia)

“Ujung tombak ketahanan pangan itu petani. Mereka pahlawan untuk bangsa dan negaranya/ NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan pahlawan untuk keluarganya. Jangan salah, banyak sudah petani yang melahirkan orang-orang hebat. Mereka mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga berhasil. Dan, ayah saya adalah seorang petani juga,” beber JFP.

 

Dengan begitu, JFP pun mengakui, bahwa besar keinginannya agar petani di Kabupaten Solok ini menjadi fokus program Pemerintahan Kabupaten Solok. Hanya saja, harapan itu belum sempurna ia realisasikan.

 

“Saya ini kan Wabup. Jadi, kewenangan terbatas, itu juga diatur di Peraturan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). Beda kalau saya bupati; maka petani ini saya tidak akan berikan program muluk-muluk, saya hanya cukup memastikan hulunya bagus, yakni bagaimana petani menghasil komoditi unggul. Lalu, saya pastikan hilirnya juga baik, yakni mengakomodir hasil-hasil tersebut bernilai jual yang besar dan memiliki akses yang luas, jika perlu ekspor ini hasil pertanian kita dari Solok,” tegas JFP.

 

JFP mengungkapkan pula, bahwa dengan kemajuan teknologi saat ini, hasil pertanian sangat masuk akal untuk di ekspor dan akan sampai di negara tujuan dengan kondisi yang masih segar. Sehingga, hasil pertanian yang di ekpor tersebut memiliki harga yang bagus.

 

“Ngak ada yang ngak mungkin ya. Teknologi sekarang canggih. Kita bisa ekspor bawang, cabai dan sayur jenis tertentu, dengan kondisi yang masih segar sampai di negara tujuan. Atau, setidaknya hasil pertanian kita didistribusikan ke kota-kota besar, seperti; DKI Jakarta, Medan, Kota Pekanbaru, Jawa pada umumnya dan dapat bersaing dengan hasil-hasil pertanian dari daerah lainnya. Maka, petani makmur, majulah Kabupaten Solok,” pungkas JFP. (JFP)

Please follow and like us:

By Redaksi

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial