Solok – Persada Post | Salah seorang wartawan di Sumatera Barat bernama Wandre, tiba – tiba mengirim artikel ke Redaksi Persada Post sekira Pukul 02.57 WIB, Senin (31/10/2022). Artikel itu berisikan tentang sepak terjang Andre Rosiade dalam dunia politik hingga jebak PSK (baca; Perempuan Seks Komersil) di Kota Padang.
“Andre Rosiade sang legislator asal Ranah Minang adalah Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat. Sebelum menjadi Anggota DPR RI, karir Andre Rosiade dalam dunia politik melonjak, saat ia menjadi jubir BPN Prabowo – Sandi, karena ia dianggap mendapat efek ekor jas dari pencalonan Prabowo – Sandi,” tulis Wandre.
“Pengusaha yang berasal dari Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat ini menjadi populer dan dikenal banyak orang. Puncaknya, Andre berhasil menyingkirkan 2 orang petahana dari Partai Nasdem dan PDIP pada 2019 lalu; Ketua DPD PDIP Sumatera Barat, Alex Indra Lukman dan Politikus Nasdem, Endre Saiful yang berada di dapil yang sama dengan Andre, harus merelakan kursinya di DPR RI. Saat itu Andre memperoleh suara terbanyak di Dapil Sumbar 1 dengan perolehan 133.994 suara,” imbuhnya.
Lebih lanjut Wandre menjelaskan, usai menjadi wakil rakyat di DPR RI, Andre malah melakukan tindakan yang membuat masyarakat geram di daerah pemilihannya sendiri. Memang, niatnya melakukan hal positif, tetapi kelakuan Andre malah mendapat kecaman dari masyarakat Sumatera Barat. Andre dikecam oleh masyarakat dan berbagai organisasi serta LSM usai menjebak PSK disalah satu hotel berbintang di Kota Padang. Kejadian ini juga dicatat di wikipedia.org, salah satu situs terkemuka dunia.
Wandre menuliskan lagi, Wikipedia mencatat biodata, karir hingga beberapa tindakan blunder yang dilakukan Andre Rosiade, sejak menduduki kursi di Senayan. Pria kelahiran Kota Padang pada 7 November 1978 ini, disebut sengaja menjebak PSK inisial ‘NN’ untuk menunjukkan kegagahan moralitasnya. Hal itu, mendapat tanggapan Komisioner Komnas Perempuan, Mariana Amirudin pada 26 Januari 2020 lalu.
“NN dijadikan objek seksual untuk menunjukan kegagahan moralitas seseorang. Dalam hal ini, Andre menjadi polisi moral demi pencitraan politik. Tujuannya bukan sungguh-sungguh mengatasi persoalan prostitusi sebetulnya, tapi lebih banyak untuk pencitraan seseorang,” ujar Mariana, dilansir dari Wikipedia.org, sebagaimana yang ditulis Wandre.
Jelas Wandre, masih dari Wikipedia.org, Andre juga mengaku sengaja menjebak NN walaupun sebelumnya sempat membantah saat diwawancarai oleh Media Indonesia.
Hoax Flyover Sitinjau Lauik?
“Tak hanya itu, pada situs yang sama juga mencatat Andre Rosiade menyebar Hoax Flyover Sitinjau Lauik. Pada 28 Agustus 2022, Andre Rosiade mengatakan dirinya telah mengajukan proposal pembangunan Flyover Sitinjau Lauik ke Kementerian PUPR. Ia mengklaim pembangunan Flyover akan dimulai pada bulan Juni 2023 dan selesai dalam waktu setahun, sebelum dirinya lengser sebagai anggota DPR. Pembangunan flyover dilakukan oleh Hutama Karya (HK) dengan konsep Kerjasama antara Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU),” ujar Wandre.
Kata Wandre, informasi rencana pembangunan Flyover Sitinjau Lauik dibantah oleh anggota DPR RI dari Dapil Sumbar lainnya, yakni Athari Gauthi Ardi, yang juga duduk di Badan Anggaran DPR RI. Athari menyebutkan, bahwa informasi tersebut kabar bohong dan merupakan siasat pembodohan masyarakat demi pencitraan politik.
“Orang itu (Andre Rosiade) mengklaim, suratnya sudah masuk ke pusat. Saya berada di Komisi V dan di Badan Anggaran (Banggar). Saya belum dapat suratnya dan tidak tahu suratnya kemana. Bahkan, katanya bulan Juni 2023 akan dimulai, serta disebutkan sebelum dia lengser proyek itu selesai. Untuk diketahui, itu bukan proyek kecil, yang setahun bisa selesai, dan anggrannya bukan miliaran, tetapi triliunan. Saya tegaskan itu kabar bohong. Belum ada anggaran untuk Flyover untuk Sitinjau Lauik. Jadi jangan bodohi masyarakat,” ujar Athari dalam salah satu media online dan ini tercatat di Wikipedia.org, sebagaimana yang dibeberkan Wandre.
“Hingga kini meski banyak pemberitaan positif dari Andre Rosiade, langkah – langkah konyol yang pernah dilakukan maaih menjadi catatan penting dan menjadi sisi gelap dari sang legislator yang dikabarkan bakal mencalon menjadi Gubernur Sumbar pada periode mendatang,” pungkas Wandre.
Dikonfirmasi: Andre Bungkam!
Ketika mendapatkan keterangan Wandre tersebut, demi memenuhi dan melaksanakan amanat Undang – Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) salah satunya membuat berita berimbang, Redaksi Persada Post kemudian meminta konfirmasi Andre Rosiade di dua nomor WhatsApp-nya dengan kalimat konfirmasi yang sama, berturut – turut sebagai berikut:
-
Pukul 13.33 WIB: Ijin Pak Andre. Itu ada artikel masuk ke Redaksi Persada Post (menunjukkan tulisan yang dikirim Wandre). Ada sanggahan atau klarifikasi dari Bg Andre sebelum kami muat. Rico AU Dato Panglima (Pemred persadapost.com)
-
Pukul 13.40 WIB: Ditunggu klarifikasi Pak Andre. Tks
-
Pukul 16.53 WIB: Bgmn Pak Andre? Apakah ada klarifikasi? (Waiting List)
-
Pukul 18.15 WIB: Mohon ijin Pak Andre. Kalau tdk ada konfirmasi hingga Pukul 22.00 WIB nanti malam, ijin kami muat.
-
Pukul 20.56 WIB: Ijin Pak Andre, konfirmasi terakhir. Apakah ada konfirmasi/ tanggapan/ klarifikasi?

Semua konfirmasi tersebut, tidak sama sekali direspon oleh Andre Rosiade. Itu artinya, Persada Post sudah menjalankan prosedur sesuai Undang – Undang Pers dan tidak beritikad buruk dengan memuat berita Andre Rosiade berdasarkan keterangan Wandre.
Sebenarnya, Pukul 13.35 WIB (lihat gambar diatas – sebelah kanan), Andre Rosiade sempat ‘mengetik’ pada akun WhatsAppnya. Ternyata, tidak ada pesan yang masuk ke Redaksi Persada Post. Sangat dimungkinkan pesan itu batal ia kirimkan.
Namun, tiba – tiba Pukul 17.43 WIB, nomor yang diketahui bernama Zulkifli, yang disinyalir adalah Tenaga Ahli (TA) Andre Rosiade sempat melakukan kontak ke Pemimpin Redaksi Persada Post. Terdapat beberapa hal yang ia jelaskan, tetapi karena hal itu bukan dari Andre Rosiade langsung, akhirnya redaksi memutuskan tidak menyikapinya. (Rico Adi Utama Dato Panglima)