Raja Burhanuddin, salah satu Raja Minangkabau, yang memiliki nama besar hingga dikaitkan dengan nama Tanah Abang atau 'si Abang'. Background adalah Istano Basa Pagaruyung. (Foto: Olahan)

Jakarta – Persada Post | Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan bedah buku Alih Aksara Kitab Rajo-Rajo di Minangkabau, Kamis (09/11/2023) kemarin, di Auditorium Widya Graha, Lantai 1 BRIN, Jalan Gatot Subroto, DKI Jakarta.

 

Bedah buku itu dihadiri oleh sebagian tokoh-tokoh Minangkabau. Menariknya, buku itu melengkapi historiografi raja-raja di Minangkabau dan menjelaskan secara lengkap raja-raja dan puti-puti Minangkabau yang memerintah selama rentang waktu 1000 tahun silam.

 

Menurut informasi yang diterima Persada Post dari Nurbaini McKosky (Ketua Mandeh Minang Mancanegara) yang saat ini berada di Amerika Serikat menyebutkan, bahwa dalam buku itu kurang lebih 550 nama raja-raja dan pasangannya, yang turun dari puncak Gunung Marapi hingga yang memerintah di Kerajaan Pagaruyuang di Gudam, Pagaruyuang di Balai Janggo, Kerajaan Jambu Lipo, Kerajaan Kinari, Kerajaan Indopuro, dan kerajaan kecil lainnya.

 

Buku itu Juga memuat hubungan kawin-mawim  keturunan Raja Minangkabau, yang menikah hingga ke Aceh, Kuantan Senggigi, Liwa, Palembang, dan Majapahit, termasuk rantau Tanah Alang (Semenanjung) dan Tumasik, Cina dan Kanco.

 

Dalam bedah buku itu selaku key note speaker adalah Dr. Fadli Zon, dengan pembahas Prof. Taufik Abdullah dan Dr. Sastri Sunarti dari BRIN. Sementara itu, sambutan disampaikan dari Wakil Ketua Yayasan Arsari, Siti Indrawati Hasyim Joyo Hadikusomo dan Kepala OR Arbastra, Dr. Herry Jogaswara. (Red PP)

Please follow and like us:

By Redaksi

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial