Iradhatillah, Wabup Sijunjung (Baju putih, kelima dari kiri Dan M. Khadafi (Ke enam dari kiri, baju batik), saat deklarasi Bawaslu Sijunjung. (Foto: Zalmendra)

Sijunjung – Persada Post | Ketua Bawaslu Sijunjung, Agus Hutriatul Tatul, membuka acara sosialisasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu Parsipatif Pada Pemilihan Umum Tahun 2024, sekaligus Deklarasi Desa Pengawasan Partisipatif, Rabu (17/5/2023) siang.

 

“Kegiatan ini dilaksanakan untuk lebih bisa mengedukasi masyarakat tentang pengawasan Pemilu (Pemilihan Umum). Ini adalah agenda nasional Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) dan ini adalah kedua kalinya Bawaslu Sijunjung mengadakannya Acara Deklarasi dan sosialisasi ini,” ujar Agus Hutriatul Tatul.

 

“Bawaslu Sijunjung memilih menggelar acara ini di Tugu Monumen hari jadi kabupaten Sijunjung karena sarat dengan sejarah berdirinya Kabupaten Sijunjung. Di Tanjung Bonai Aur inilah cikal bakal berdirinya Kabupaten Sijunjung, boleh dibilang disinilah Tonggak Tuo Kabupaten Sijunjung,” imbuhnya.

 

Senada dengan Agus Hutriatul Tatul, Riki Minarsah selaku Koordinator Divisi (Kordiv) Bawaslu Sijunjung dalam sambutannya mengatakan pula, bahwa untuk sosialisasi dan acara deklarasi tersebut, Sijunjung selalu menjadi yang pertama. Dan, waktu pertama kali diadakan di Perkampungan Adat Sijunjung Nagari Sijunjung, sekarang di Nagari Tanjung Bonai Aur Selatan, tepatnya di tugu monumen Hari Jadi Kabupaten Sijunjung.

 

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Sijunjung, Iradatilah, mewakili Bupati Sijunjung yang tidak bisa hadir karena masih berada di Jakarta, atas nama Pemda Sijunjung sangat mengapresiasi kegiatan itu.

 

“Karena dalam pemilu ini akan banyak pihak yang terlibat, sehingga sisi pengawasan sangat penting. Hal itu supaya pemilu berjalan sesuai rule of the game-nya, sehingga akan terlahir pemimpin yang terbaik dan yang terwujud karena kebersamaan,” Iradatilah.

 

“Ibarat api, harus dari dini dipantau, sehingga tidak terjadi kebakaran. Dan, kita semua juga stakeholder harus dan terus melakukan komunikasi. Niat yang baik harus ditempuh dengan cara yang baik pula. Janganlah kita mencampurkan yang hak dengan yang bathil,” tegas Iradatilah.

 

Dilain sisi, masih kesempatan yang sama, Bawaslu Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang diwakili oleh Muhammad Khadafi,S,Kom, saat memberikan pidatonya memuji Wabup Sijunjung.

 

Katanya, disamping tugas wajib sebagai Wabup, tentu banyak sekali mengurusi banyak hal. Pihaknya optimis menghadapi pemilu 2024, karena kita sudah teruji pada waktu Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) kemaren saat Pandemi Covid-19 melanda.

 

“Kita masih bisa menyelenggarakan dan tingkat partisipasi pemilih lebih tinggi dari sebelumnya. Mudah-mudahan dengan momentum di TBA (Tanjung Bonai Aur) ini, menjadikan kita lebih bersemangat dan berintegritas dalam mengawasi setiap tahapan Pemilu 2024 dengan seksama,” ujar  Muhammad Khadafi.

 

“Saya pribadi, kagum dengan Sijunjung yang bisa melahirkan tokoh-tokoh nasional seperti; M.Yamin, yang menjadi sekretaris Sumpah Pemuda. Juga tokoh perdamaian Buya Syafii Ma’arif. Tadi sewaktu tarian pembuka dan dipadupadankan Mars Sijunjung, terselip memang Sijunjung ini maju,” imbuhnya.

 

Lebih lanjut Khadafi mengatakan, bahwa saat ini dunia belajar keIndonesia soal demokrasi. Karena, Indonesia berhasil mengelola demokrasi dengan begitu banyak kemajemukannya. Apalagi, pasca di Amerika terjadi kekacauan saat pemilunya.

 

“Pemilu adalah sarana pergantian kekuasaan secara konstirusional. Jadi, hasil dari Pemilu sangat menentukan bagaimana penyelenggaraan negara ke depannya. Semua keputusan-keputusan penyelenggaraan negara yang juga mencakup hidup masyarakatnya, tentu saja adalah keputusan politik,” beber Muhammad Khadafi.

 

“Kalau masyarakat tidak ikut berpolitik sama saja memberikan haknya yang dijamin oleh konstitusi kepada orang orang tertentu saja. Untuk itulah Bawaslu ada untuk melindungi hak-hak peserta Pemilu. Hak-hak konstituen dan stake holder, pada grafik sekarang politik uang trend-nya semakin berkurang. Hal itu karena adanya pengawasan di kepemiluan ini,” sesumbar Muhammad Khadafi.

 

Kata Muhammad Khadafi  lagi; acara Kampung Pengawasan Pemilu itu adalah agenda nasional. Semulanya adalah pojok pengawasan, tapi karena agak terbatas dibawa ke tengah menjadi kampung pengawasan.

 

Pincalang rang Tiku, nampaklah dari Sitinjau lauik. Basilang kayu ditungku, mako disitu api kaiduik. Sesuai pituah-pituah urang-urang tuo dahulu berbeda itu menarik dan tergantung dari perspektif kita melihatnya. Perbedaan adalah rahmat. Kalau kita dari berbagai unsur bersinergi, Pemilu yang jujur serta berintegritas akan terwujud, dan legalitas pemimpin yang terpilih bisa membawa kita kearah yang lebih baik lagi. Semoga segala niat mulia kita ini diberkahi,” tambah Muhammad Khadafi.

 

Setelahnya acara dibuka, dilanjutkan dengan deklarasi dan pelepasan balon. Acara dilanjutkan dengan pemberian materi oleh nara sumber Vifner,SH,MH dan ia mengangkat tema pengawasa parsitifatif itu seperti apa?. Sebab dari tagline Bawaslu itu nampak jelas Bawaslu sangat membutuhkan masyarakat.

 

“Sebenarnya, pemilu itu tidak sesederhana coblos mencoblos. Pemilu itu ada tahapannya, seperti pendaftaran Parpol di KPU (Komisi Pemilihan Umum),bisa kita kritik untuk partai yang asal comot saja data masyarakat, maka sangat perlu perhatian bersama untuk pengawasan ini pada Pemilu. Dari data inilah salah satu contoh perlunya parsitifatif masyarakat turut mengawasi,” kata Vifner. (Zalmendra Faisal)

Please follow and like us:

By Redaksi

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial